I. Pengertian Bilangan Oksidasi (biloks)
Sebagian dari teman-teman pasti bingung dengan materi yang satu ini. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi? Nah, disini saya akan menjelaskan materi terkait bilangan oksidasi atau biasanya disebut dengan biloks. Bilangan Oksidasi merupakan muatan suatu atom jika sekiranya elektron ikatan diberikan kepada atom yang keelektronegatifannya lebih besar. Jika kedua atom berikatan, maka atom yang keelektronegatifannya lebih kecil memiliki bilangan oksidasi positif. Sedangkan atom yang keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi negatif.
Contoh: Perhatikan biloks masing-masing atom dalam senyawa berikut.
Biloks setiap unsur dalam senyawa berbeda beda karena perbedaan keelektronegatifannya. Berikut kekuatan keelektronegatifan atom.
Kekuatan Keelektronegatifan
Logam < H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Ingat!! Keelektronegatifan lebih kecil memiliki bilangan oksidasi positif
Patokan dasar bilangan oksidasi:
1. Dalam unsur, atom memiliki bilangan oksidasi nol
2. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +1
3. Atom O dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2
4. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif
5. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa = nol
6. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam ion = muatan ion
7. Dalam senyawa, bilangan oksidasi atom golongan IA = +1, IIA = +2 dan Al = +3
Pengecualian:
1. Dalam senyawa F
2O, bilangan oksidasi atom O = +2
2. Dalam senyawa peroksida (H
2O
2, Na
2O
2, BaO
2, dsb), bilangan oksidasi atom O = -1
3. Dalam hidrida logam (NaH, BaH
2, AlH
3, dsb), bilangan oksidasi atom H = -1
II. Konsep Dasar Reaksi Redoks
Pada umumnya, ada 4 perbedaan reduksi dan oksidasi. Perbedaan tersebut sebagai berikut.
Zat yang mengalami oksidasi atau bilangan oksidasinya naik disebut dengan reduktor (pereduksi). Sedangkan zat yang mengalami reduksi atau bilangan oksidasinya turun disebut dengan oksidator (pengoksidasi). Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung peristiwa reduksi dan oksidasi (terdapat perubahan biloks). Dalam reaksi redoks, jika satu jenis zat dapat mengalami reaksi reduksi dan juga reaksi oksidasi disebut dengan reaksi autoredoks (disproporsionasi).
Contoh:
Reaksi diatas merupakan reaksi autoredoks karena Ti dalam TiCl
3 dapat mengalami reaksi reduksi (biloks berubah dari +3 ke +2) dan reaksi oksidasi (biloks berubah dari +3 ke +4).
Reaksi diatas merupakan reaksi autoredoks karena Cl dalam Cl
2 dapat mengalami reaksi reduksi (biloks berubah dari 0 ke -1) dan reaksi oksidasi (biloks berubah dari 0 ke +1).
Nah, hanya itu saja materi reduksi oksidasi (redoks) yang dapat kita kupas tuntas. Perlu diingat bahwa belajar dari materi saja belum cukup buat anda menjadi bisa. Anda harus sering membahas soal-soal yang berkaitan dengan materinya dan anda juga harus mencari seorang mentor agar anda tidak kesulitan atau bingung ketika anda mendapat soal yang sulit diselesaikan. Jika ada materi kimia yang sulit diselesaikan, anda boleh bertanya kepada saya melalui email.
Terima kasih (salam sukses)
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kupas Tuntas Materi Reduksi Oksidasi (Redoks)"
Post a Comment